Selasa, 13 Maret 2012

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TITRASI OKSIDASI DAN REDUKSI




I.                   PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
         Titrasi Oksidasi reduksi (redoks),merupakan bagian terbesar dari analisis volumetri karena metoda ini dapat digunakan untuk sejumlah besar unsur. Selain itu metoda ini digunakan juga untuk menentukan sejumlah zat organic.
         Titik akhir titrasi ditentukan dengan berbagai macam indikator visual dan cara elektrometri. Kalium permanganat merupakan oksidator yang sering digunakan dalam analisis ini. Pereaksi ini mudah diperoleh,tidak mahal dan tidak perlu menggunakan indicator. Akan tetapi larutan permanganate tidak stabil karena mudah terurai. Penguraian KMnO4 dapat dipercepat oleh adanya energi panas,cahaya,asam,basa,ion Mn2+ dan MnO2. Oleh karena itu  KMnO4 tidak dapat digunakan sebagai larutan standar primer. Untuk hal ini, konsentrasi KMnO4 dapat ditentukan dengan cara titrasi misalnya dengan asam oksalat (standar primer). Titrasi ini berdasarkan atas reaksi :

2 MnO4- + 5 H2C2O4 + 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O

         Buret dibuat dari kaca panjang dengan garis skala yang ditera secara teliti. Di ujung bawah terdapat sebuah kran untuk mengaliri aliran cairan yang akan dikeluarkan. Alat ini digunakan untuk memperoleh volum suatu cairan secara teliti dalam ukuran kecil.

1.2. Tujuan Dan Manfaat
      Tujuan dan Manfaat dari pratikum ini adalah sebagai berikut :
               Agar mengetahui perubahan kalium permanganat dalam proses titrasi. Mengetahui lamanya proses perubahan yang terjadi.
II.                 TINJAUAN PUSTAKA

Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yg ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yg dinyatakan dgn perubahan warna. Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 1999).
Larutan basa yg akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala) & jumlah yg terpakai dpt diketahui dari tinggi sebelum & sesudah titrasi. Larutan asam yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia (erlenmeyer) dg mengukur volumenya terlebih dahulu dg memakai pipet gondok. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen. Dlm titrasi yg diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen (syukri, 1999).
Suatu proses didlm laboratorium utk mengukur jumlah suatu reaktan yg bereaksi sempurna dgn sejumlah reaktan lainnya, dimana reaktan pertama ditambahkan secara kontinu ke dlm reaktan kedua disebut titrasi. Reaktan yang ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan reaktan yang ditambahkan titrant kedalamnya disebut titree.Didalam beberapa titrasi, titik ekivalen adalah titik selama proses titrasi dimana tepatnya titrant telah cukup ditambahkan untuk bereaksi dengan titree.Salah satu masalah teknis dalam titrasi adalah titik dimana suatu perubahan dapat diamati, terjadi yang untuk mengindikasikan pendekatan yang paling baik ke titik ekivalen. Secara ideal, titik akhir dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi dalam prakteknya jarang sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut tepat sama, meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal tersebut dapat diabaikan (Snyder, 1996).
Titrasi biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl yg diperlukan utk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis yang disebut sebagai titik ekivalen. Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir. Kesalahan titk akhir adalah kesalahan acak yang berbeda ntuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya dapat dihitung. Dengan menggunakan metode potensiometri dan konduktometri, kesalahan titik akhir ditekan sampai nol (Rivai, 1995).


















III.   METODE PENELITIAN


1.1              Tempat Dan Waktu Penelitian
 Pratikum Kimia Dasar ini berjudul Titrasi Oksidasi Reduksi dan Buret yang dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 8 Desember 2011. Pada pukul 08.00 s/d 09.30 wib, bertempat di Laboratorim MIPA Universitas Jambi.

1.2              Alat Dan Zat
Pipet 25 mL,Buret 50 mL,Labu titrasi 250 mL,Labu takar,Larutan asam oksalat,Larutan KMnO4,Pembakar

1.3              Cara Kerja
               a.Pipet 25 mL larutan asam oksalat standar ke dalam labu titrasi,b. Tambahkan 50 mL air dan tambahkan 10 mL H2SO4 2 M,c. Panaskan sampai hampir mendidih (+ 70oC),d. Titrasi dengan larutan KMnO4 sehingga terjadi perubahan warna.








                                                                                                                                   I.            HASIL DAN PEMBAHASAN



Titrasi -1
Titrasi -2
Kedudukan buret:


- setelah titrasi
15,5 mL

- awal titrasi
10,5 mL

Jumlah KMnO4 yang
5 mL

Digunakan (mL)




Perhitungan Konsentrasi KMnO4 : 15,5 mL – 10,5 mL = 5 mL
















                                                                                                                                II.            KESIMPULAN DAN SARAN


1.1              Kesimpulan
            Semakin  lama uapannya bertambah,telah beberapa lama dilakukan pembakaran selama kurang lebih 15 Menit airnnya mendidih, dan dilakukan titrasi, airnya berubah semakin jernih dan ada sedikit endapan kotoran dari cairan KMnO4.

1.2              Saran
Pada praktikum kimia dasar masih sangat diperlukan bimbingan khusus, terutama pada penggunakan alat-alat laboratorium. Serta dalam pembahasan materi juga diperlukan bimbingan yang baik. Sehingga permasalahan dalam dapat terselesaikan dan tercapai secara baik.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar