I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fungsi utama dari sistem saraf adalah
sebagai alat komunikasi tubuh, yaitu mempunyai kemampuan menerima, mengubah
rangsangan (stimulasi) menjadi impuls (energi listrik) untuk kemudian
menyalurkan ke saraf pusat. Praktikum kali ini mengamati tentang fungsi
bagian-bagian otak katak, refleks yaitu refleks pada katak, refleks pada
manusia yang berupa refleks mata, refleks cilio – spinal, refleks tendon,
refleks bersin, refleks menelan yang ditimbulkan oleh kerja volunteer yang
mendorong isi mulut kebelakang pharynk, pengecapan yang merupakan fngsi putik
pengecapan pada lidah dan manfaatnya memungkinkan seseorang memilih makanan
menurut kesukaannya dan mungkin juga menurut kebutuhan jaringan akan zat gizi
tertentu, mempelajari sifat-sifat pada kucing.
Koordinasi
dan integrasi fungsi alat-alat tubuh dilaksanakan oleh sistem syaraf (neural)
dan sistem endokrin (hormonal). Fungsi utama dari sistem saraf adalah sebagai
alat komunikasi tubuh, yaitu mempunyai kemampuan menerima, mengubah rangsangan
(stimulasi) menjadi implas (energi listrik) untuk kemudian menyalurkan
kesusunan saraf pusat. Secara umum susunan saraf dibagi atas 3 macam yaitu
Susunan Saraf Pusat atau Central Nervous
System (CNS) yang terdiri dari otak dan sumsum punggung, Susunan Saraf
Tepi/Perifer atau Peripheral Nervous
System (PNS) yang terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal serta
ganglianya, Susunan Saraf Otonom (SSO) yang terbagi dua kelompok yaitu Saraf
Simpatis dan Saraf Parasimpatis.
Praktikum
kali ini mengamati tentang fungsibagian-bagian otak katak, refleks yaitu
refleks pada katak, pada manusia yang berupa refleks mata, cilio-spinal,
tendon, bersin, menelan yang ditimbulkan oleh verja volunteer yang mendorong
isi mulut kebelakang pharynks, pengecapan yang merupakan fungsi putik
pengecapan pada lidah dan manfaatnya memungkinkan seseorang memilih makanan
menurut kesukaannya dan mungkin juga menurut kebutuhan jaringan akan zat gizi
tertentu, mempelajari sifat-sifat pada kucing.
2.1 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari pengamatan ini adalah mengamati
reaksi yang timbal. Sifat reaksi refleks pada katak bertujuan untuk
mermpelajari sifat aksi refleks pada katak. Sifat refleks pada manusia
Mempelajari sifat-sifat refleks pada kucing bertujuan untuk mempelajari
beberapa sifat refleks pada kucing.
Manfaat yang diperoleh adalah agar dapat
mengetahui secara langsung parameter sikap badan, gerakan-gerakan spontan,
keseimbangan, kemampuan berenang, frekuensi nafas dan jantung, kondisi kelopak
mata, reaksi pengangkatan tiba-tiba, dan reaksi terhadap pemutaran pada katak
normal, katak decerebrasi, katak spiral, dan juga dapat mengetahui hambatan
refleksnya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Dellan
Brown (2009), bahwa yang menyusun saraf Optik adalah akson-akson dari sel
ganglion. Setiap sel reseptor tidak menikmati rangkaian pribadinya sendiri
kembali ke otak.
Efendi (2001), bahwa katak amatlah berguna
untuk mendemokrasikan fungsi spinal karena perode shock spinal (akibat dari
operasi pemutusan otak) yang menghilangkan aktivitas refleks dan membuat katak
menjadi lumpuh, tetapi keadaan ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja.
Frandson
(2006) menyatakan bahwa refleks yang lebih kompleks diselenggarakan melalui
pusat-pusat refleks yang terdapat dalam otak dimana medulla oblongata berisi
pusat refleks untuk mengontrol.
Kimbal (2009), bahwa refleks adalah suatu
respon organ efektor yang bersifat otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu
stimulus tertentu.
Sistem
skeletal pada Amphibi tersusun atas bagian yang bertulang dan kartilago. Sistem
skeletal ini berfungsi untuk melindungi bagian vital pada Amphibi antara lain
otak dan sistem saraf serta sistem yang mengandung organ vital lainnya. Sistem
skeletal pada amphibi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu skeleton soma
dan skeleton visceral (Lytle, 2005).
Ommanney (2001), bahwa suatu refleks spinal
yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan
ligamentum pattela (suatu tendon) sehingga menyebabkan otot lutut terlentang.
Kumar
(2003) bahwa pada reaksi gelap ke terang setelah mata kucing ditutup dan
dibuka, disorotkan lampu senter tepat mengenai bola mata kucing, pupil mata
pada kucing langsung mengecil dan pada reaksi terang ke gelap pada waktu lampu
senter mengenai bola mata kucing lalu lampu senter dimatikan bola mata kembali
normal.
Tubuh
katak menunjukkan keadaan yang serupa dengan anggota-anggota lain dalam
ordonya, menjadi diperpendek oleh karena tidak ada cauda ( Radiopoetro, 2006).
III.
MATERI DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27
Mei 2012 bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Jambi.
3.2 Materi
Adapun alat dan bahan yang
digunakan adalah beberapa ekor katak, alat-alat disseksi, aquades, asam sulfat,
tali, papan, penjepit, stopwatch, baker glass, praktikan, kucing, lampu senter
dan kain hitam.
3.3 Metoda
Cara kerja pada pengamatan fungsi
bagian-bagian otak katak
Katak Normal
Lakukan pengamatan berikut dan catat;
Reaksi hasil percobaan pada table yang disediakan : sikap badan,
gerakan-gerakan spontan, keseimbangan badan (refleks bangkit), kemampuan
berenang, frekuensi nafas (amati gerakan bagian dasar mulut), frekuensi denyut
jantung.
Katak Decerebrasi
Potonglah otak katak pada bagian
belakang mata (anterior dari thalamus) secara melintang menurut suatu garis
yang menghubungkan tepi-tepi anterior dari kedua gendang telinga dengan
menggunakan scalpel runcing yang tajam. Tunggu 10 – 15 menit agar katak bebas dari
keadaan shock, kemudian catatlah reaksi-reaksi.
Katak Spinal
Rusakkan cerebellum dan mendula
oblongata dengan menusukkan kawat penusuk otak kira-kira 1 cm kebelakang dari
tempat decerebrasi. Putarkan kawatnya untuk merusak tenunan syarafnya. Berikan waktu
untuk kembali dari keadaan shock dan catat reaksi-reaksi pada table yang telah
disediakan.
Cara kerja sifat aksi refleks pada katak
Pengamatan pada katak normal
Sifat
badan, gerakan-gerakan spontan, frekuensi nafas dan denyut jantung, kondisi
kelopak mata (sinar mata), keseimbangan (letakkan bagian punggungkatak pada
papan, amati refleks membalik/bangkit), reaksi terhadap pengangkatan tiba-tiba
(letakkan katak diatas papan), reaksi terhadap pemutaran papan dengan katak
diatasnya, dan cara mengambang dan berenang diatas air.
Hambatan terhadap refleks-refleks pada katak
Ikatlah
dengan tali erat-erat pada masing-masing kedua kaki depan katak yang dipakai
pada percobaan A. Ulangi prosedur pada A. Catatlah hasilnya dan terangkan!
Lepaskan tali dan biarkan katak kembali pada keadaan normal, lalu ulangi
prosedur pada A, apakah fungsi yang hilang kembali lagi? Catatlah hasilnya dan
terangkan!
Katak Spiral
Rusakkan
otak katak yang dipakai pada B. Amati segera reaksi-reaksi seperti pada
prosedur A. Dari pengamatan reaksi-reaksi manakah yang diatur oleh cerebellum
dan mendulla oblongata?
Refleks-refleks Sederhana
Gantungkan
katak-katak yang dipaki untuk C melalui rahang bawah dan cubitalah
sedang-sedang salah satu cari kaki dengan penjepit. Catatlah realsi-reaksi.
Jika sudah coba kembali tenang, ulangi dengan lebih kuat. Catalajh hasilnya.
Jika reaksi terjadi pada sebelah badan yang sama disebut homolateral dan bila berlawanan disebut heterolatural.
Intensitas Rangsangan
Ambillah
katak dan buatlah katak spiral, kemudian gantungkan pada kait.
Siapkan jam untuk penentu waltu refleks.
Sediakan tempat berisi air untuk mencuci zat kimia perangsang pada katak.
Sifat
refleks pada manusia cara kerjanya sesuai dengan buku panduan praktikum.
Cara
kerja sifat refleks pada kucing yaitu reaksi gelap ke terang. Tutup kedua mata
kucing setelah dibuka kemudian secara tiba-tiba sorotkan lampu senter tepat
mengenai bola mata kucing tersebut. Perhatikan perubahan yang terjadi pada pupil mata kucing. Reaksi dar terang
ke gelap. Sorotkan lampu senter tepat mengenai bola mata kucing kemudian
matikan lampu senter, perhatikan perubahan yang terjadi pada mata kucing.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan hasil dari pengamatan fungsi
dan bagian- bagian pada otak katak
Tabel Pengamatan Fungsi Bagian-bagian Otak Katak
No.
|
Parameter
|
Katak Normal
|
Katak Decerebrasi
|
Katak Spinal
|
1.
|
Sikap Badan
|
Normal dan tegak
|
Bergerak
|
Buruk/jelek
|
2.
|
Gerakan-gerakan spontan
|
Melompat/aktif
|
Melompat/aktif
|
Tidak aktif
|
3.
|
Keseimbangan (refleks bangkit)
|
Baik
|
Tidak normal/tidak
membali
|
aktif
|
4.
|
Kemampuan Berenang
|
Cepat/baik
|
Lambat/tidak normal
|
Lambat / tidak ada
|
5.
|
Frekuensi nafas
|
84 / menit
|
60 / menit
|
36 / menit
|
6.
|
Frekuensi
denyut jantung
|
76 / menit
|
48 / menit
|
36 / menit
|
Dari pernyataan diatas sesuai dengan
pendapat Efendi (2001),
bahwa katak amatlah berguna untuk mendemokrasikan fungsi spinal karena perode
shock spinal (akibat dari operasi pemutusan otak) yang menghilangkan aktivitas
refleks dan membuat katak menjadi lumpuh, tetapi keadaan ini hanya berlangsung
dalam beberapa menit saja.
Frandson (2006) menyatakan bahwa refleks
yang lebih kompleks diselenggarakan melalui pusat-pusat refleks yang terdapat
dalam otak dimana medulla oblongata berisi pusat refleks untuk mengontrol.
Keadaan ini sesuai dengan pernyataan Ommanney (2001), bahwa suatu refleks spinal yang
khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan
ligamentum pattela (suatu tendon) sehingga menyebabkan otot lutut terlentang.
Pendapat
Dellan Brown (2009), bahwa yang menyusun saraf pptik adalah akson-akson dari
sel ganglion. Setiap sel reseptor tidak menikmati rangkaian pribadinya sendiri
kembali ke otak.
Frandson
(2006) menyatakan bahwa refleks yang lebih kompleks diselenggarakan melalui
pusat-pusat refleks yang terdapat dalam otak dimana medulla oblongata berisi
pusat refleks untuk mengontrol.
A.
Sifat Aksi Refleks Pada Katak
1.
Tabel pengamatan aksi integratif dan
refleks pada katak normal.
No.
|
|
Katak Normal
|
Hambatan Refleks
|
Katak Spinal
|
1.
|
Sikap Badan
|
Normal dan tegak
|
Tidak tegak
|
Tidak tegak
|
2.
|
Gerakan-gerakan spontan
|
Melompat/aktif
|
Tidak aktif
|
Tidak aktif
|
3.
|
Frekuensi Nafas
|
86 / menit
|
34/ menit
|
|
4.
|
Frekuensi Denyut Jantung
|
78 / menit
|
34/menit
|
|
5.
|
Kondisi Kelopak Mata
|
Normal/baik
|
Baik
|
baik
|
6.
|
Keseimbangan ( Refleks bangkit)
|
Langsung Berbalik/baik
|
Tidak aktif
|
Tidak aktif
|
7.
|
Reaksi pengangkatan tiba-tiba
|
Langsung Melompat/baik
|
Tidak melompat
|
Tidak melompat
|
8.
|
Reaksi Terhadap pemutaran
|
Berlawanan arah
|
Tidak bergerak
|
Bergerak tapi lambat
|
9.
|
Kemampuan
Berenang
|
Cepat/baik
|
Tidak dapat berenang
|
Tidak baik
|
Dari
pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Kimbal (2009), bahwa refleks adalah
suatu respon organ efektor yang bersifat otomatis atau tanpa sadar terhadap
suatu stimulus tertentu.
Frandson
(2006) menyatakan bahwa refleks yang lebih kompleks diselenggarakan melalui
pusat-pusat refleks yang terdapat dalam otak dimana medulla oblongata berisi
pusat refleks untuk mengontrol.
Refleks-refleks sederhana
Katak
yang digantung melalui rahan bwah. Cubitlah sedang sala h satu jari kaki dengan
penjepit. Dan diulangi dengan lebih kuat makan di dapatkan hasil mengalamai gerakan lari cepat dan mengalami
gerakan lari lebih cepat pada reaksi heterolateral
Intensitas Rangsangan
Katak
yang kakinya di celupkan kedalam 0,4% H2SO4 pertama reaksi terjadi pada detik
sejak pemberian rangsangan hingga dimulainya reaksi 5 detik, yang bersifat
mengangkat kakinya.
Pada
saat dicelupkan kedalam asam sulfat 0,4% kedua reaksi terjadi pada detik ke 6
yang bersifat dengan mengangkat kakinya. Maka dapat diambil rata-ratanya adalah
5 + 6 = 11 dibagi 2 = 5,5 detik.
B.
Sifat Refleks pada Manusia
I. Refleks Mata
Refleks Pupil, ketika cahaya mengenai
pupil ukuran pupil pada mata mengecil begitu juga diameter pupil mengecil pada
saat salah satu mata ditutup dengan tangan.
Refleks akomodasi, Ukuran pupil pada
saat mata difokuskan terhadap cahaya dalam jarak 5 meter tetap seperti keadaan
tidak ada cahaya (normal seperti biasa).
Refleks Kornea, Kelopak mata menutup
secara otomatis karena adanya refleks gerakan tangan secara tiba-tiba.
II. Refleks Cilio Spinal
Pada
refleks cilio spinal yang terjadi saraf parasimpatis akan merangsang spingter
pupil sehingga engurangi celah pupil.
III. Refleks Tendon
Refleks Patella, pada refleks ini kaki
terasa dingin diluruskan kedepan.
Refleks Achiles, pada keadaan berlutut
dikursi dan tumit diketok tumit terasa dingin bergerak cepat.
Refleks Biceps dan Triceps, reaksi yang
terjadi pada refleks ini otot pada tangan bawah menjadi tegang dan mengeras.
IV. Refleks Bersin
Pada
keadaan bersin kelopak mata mengedip dan menutup tanpa disadari.
V. Refleks Menelan
Pada
keadaan ini tenggorokan terlihat menimbulkan gerakan naik turun dan gerakan
yang tidak disengaja.
VI. Pengecapan
Pada
saat mencicipi gula terasa manis dibagian ujung lidah, mencicipi kopi terasa pahit di bagian
pangkal lidah, mencicipi garam terasa asin ditengah lidah.
C. Mempelajari Sifat Refleks Pada Kucing
Reaksi
gelap ke terang, kedua mata kucing ditutup dengan kain hitam kemudian di buka
dengan tiba-tiba disorotkan dengan lampu sentermaka pupil kucing akan mengecil
keduanya
Reaksi
terang ke gelap, sorotan lampu senter yang mengenai bola mata kucing dari dekat
membuat pupil kucing menjadi membesar.
Hasil
percobaan tersebut sesuai dengan pendapat Abdul Kumar (2003) bahwa pada reaksi
gelap ke terang setelah mata kucing ditutup dan dibuka, disorotkan lampu senter
tepat mengenai bola mata kucing, pupil mata pada kucing langsung mengecil dan
pada reaksi terang ke gelap pada waktu lampu senter mengenai bola mata kucing
lalu lampu senter dimatikan bola mata kembali normal.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
sampel yang diperoleh dapat diketahui pada pemutusan (perusakan) otak katak
dapat mempengaruhi sistem syaraf spinal dimana saraf spinal ini berfungsi
sebagai konduksi dua arah antara serat perifer dan sumsum punggung sehingga
dapat menghilangkan aktivitas refleks dan membuat katak menjadi lumpuh walaupun
hanya berlangsung dalam beberapa menit saja. Sedangkan gerak refleks pada
katak, manusia dan kucing terjadi karena adanya suatu organ yang bersifat
otommatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu. bahwa suatu
refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks
pemukulan ligamentum pattela (suatu tendon) sehingga menyebabkan otot lutut
terlentang.
bahwa
pada reaksi gelap keterang setelah mata kucing ditutup dan dibuka disorotkan
lampu senter tepat mengenai bola mata kucing, pupil mata pada kucing langsung
mengecil dan pada reaksi terang ke gelap pada waktu lampu senter tepat mengenai
bola mata kucing lalu lampu senter dimatikan bola mata kembali normal.
5.2 Saran
Saran yang untuk
laboratorium yaitu agar alat-alat dan kebersihan tempat atau lab. Senantiasa
selalu bersih dan alat-alat yang rusak mohon diganti agar praktikan dapat
melakukan praktikum dengan lancar. Jadi semua alat-alat yang dibutuhkan oleh
praktikan dalam praktikum dapat terpenuhi. Untuk asisten agar membimbing praktikannya
dengan baik agar praktikum di laboratorium lebih disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Dellan. 2009. Indra Penglihatan Makhluk
Hidup. Panca Karya : Surabaya.
Efendi.M.2001.Biologi SMA kelas X .Erlangga. Jakarta
Frandson, R. D.2001.
Anatomi dan Fisiologi Ternak edisi ke Empat. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Kimball, J. W.2009. Biologi Jilid 1 dan 2. Edisi
5. Erlangga. Jakarta.
Kumar, Abdul. 2003. Penglihatan dan Panca Indra.
Sitia Pribadi: Medan.
Lytle.2005.Taksomi
dan kunci identifikasi amphibi jilid I dan II.Bina Cipta.Bandung
Ommanney.2001.Biologi Katak kelas IX .Tirapustaka.jakarta
Radiopuetro.2006.reflek pada hewan amphibia .armica.Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar